Minggu, 16 September 2007

Metode Project Based Learning (PBL) dalam Mata Diklat KKPI

Pengintegrasian TIK dalam Beberapa Improvisasi KBM (2)

Sebelum menulis artikel kedua ini saya sampaikan terima kasih dan salam buat pak Marta Adi (Microsoft), Bona, Khalid, Cucu, pak Rachmad, pak Budi dan Hendro. Karena saya banyak belajar dari beliau-beliau ...:)

Penggunaan metode Project Based Learning dapat diterapkan dengan salah satu mata diklat atau mata pelajaran yang sesuai.... dan hasilnya cukup bagus untuk perkembangan jiwa siswa serta sebagai guru. Contoh pada mata diklat KKPI yang menggunakan standart nasional dengan sistem ujian online dari VEDC Malang made in Rafie, Pak Joko dkk, coba dipadukan dengan metode PBL, sebagai salah satu upaya untuk merubah convensional system ke modern system dalam KBM.

Project Based Learning ( PBL) adalah cara untuk mengubah metode belajar mengajar dari yang tradisional ke modern, dimana pihak instruktur yang aktif ( teacher-centered ), menjadi student-centered.

Dalam PBL, para peserta didik belajar dan bekerja dengan cara kerja sama untuk memecahkan permasalahan dan akhirnya menyajikan hasil pekerjaan mereka kepada audience untuk di presentasikan.

Memilih topik, object dan metode yang tepat hendaknya direncanakan dahulu, karena beberapa faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan PBL , diantaranya :
1. Relevant, PBL menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan para peserta didik secara kompleks, dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata.
2. Challenging , PBL mendorong para peserta didik untuk memecahkan permasalahan secara kompleks.
3. Motivating, PBL dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk lakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
4. Interdisciplinary, PBL memerlukan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan peserta didik untuk menggunakan informasi dengan beberapa disiplin ilmu yang dimiliki.
5. Authentic, PBL melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
6. Collaborative, PBL mengadakan kerja sama/kolaborasi antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan instruktur, untuk memperluas komunitas, sehingga terjadi saling memberi dan menerima.
7. Fun, membuat suasana kelas menyenangkan, sehingga peserta didik maupun instruktur menikmatinya.

Peran instruktur atau guru dalam PBL sebaiknya sebagai Fasilitator, Pelatih, Penasehat dan Perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.

Adapun beberapa hambatan dengan metode ini PBL al :
1. Kebanyakan permasalahan " dunia nyata" yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajar dengan cara melatih dan memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah.
2. PBL memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
3. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
4. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional , dimana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
5. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah dll

Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay out ruang kelas, seperti : traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman... artinya belajar tidak harus di dalam ruang kelas.

Kesimpulan :
1. Project Based Learning adalah salah satu metode yang sangat efektif untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
2. Dengan TIK dapat menimbulkan suasana menyenangkan dalam proses belajar mengajar dan dalam melaksanakan tugas.
3. Dengan TIK kita dapat meningkatkan improvisasi, kreasi dan inovasi baik untuk siswa maupun guru.

Saya berharap adanya pengembangan yang lebih inovatif dari teman-teman, walau tulisan saya ini hanya sekedar memotivasi siswa untuk belajar yang lebih menyenangkan...:)

Tidak ada komentar: