Sabtu, 22 September 2007

Belajar Melihat Potensi Wilayah dengan GIS

Sekilas tentang Surabaya


Surabaya mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup potensial dan sebagai barometer untuk kawasan Jawa Timur khususnya, dan Indonesia Timur umumnya. Selain itu juga mempunyai peran yang cukup strategis dan diperhitungkan dalam menentukan arah kebijakan pembangunan Propinsi Jawa Timur. Kekuatan ekonomi dengan segala aktivitas ekonomi yang ada, merupakan salah satu penggerak utama ekonomi Jawa Timur serta memberikan kontribusi yang paling besar dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Dukungan infrastruktur ekonomi yang memadai semakin memperkuat peran Kota Surabaya dalam ekonomi di Indonesia Timur, di mana hal ini dibuktikan dengan keberadaan Terminal Purabaya, Pelabuhan Tanjung Perak, Bandara Internasional Juanda serta beberapa stasiun Kereta Api. Kondisi ini mempermudah akses ke semua wilayah.

Sejak tahun 2002 telah terjadi perubahan struktur ekonomi dari sektor industri pengolahan (tahun 2000 = 33,69%, tahun 2001 = 33,65%, tahun 2002 = 32,52%, tahun 2003 = 31,82%, tahun 2004 = 30,87%, tahun 2005 = 30,23%) menuju sektor perdagangan, hotel dan restoran tahun 2000 = 32,40%, tahun 2001 = 32,47%, tahun 2002 = 33,37%, tahun 2003 = 33,99%, tahun 2004 = 34,81%, tahun 2005 = 35,38%. (PDRB Surabaya, 2005).

Perubahan tersebut harus disikapi dengan berbagai regulasi dan kemudahan yang mampu menciptakan iklim positif bagi pelaku bisnis. Salah satu regulasi yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor perdagangan tersebut adalah penyusunan rencana pengembangan kawasan perdagangan, meliputi mall, pasar tradisional dan Pedagang Kaki Lima (PKL).

Dalam mewujudkan visi Pembangunan Kota Suraba
ya yang berbunyi “Terwujudnya Kota Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa yang cerdas dalam merespon semua peluang dan tuntutan global, didukung oleh kepedulian tinggi dalam mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan yang demokratis, bermanfaat dalam tatanan lingkungan yang sehat dan manusiawi”, perlu adanya informasi yang jelas dan lengkap tentang sektor perdagangan dan jasa di Kota Surabaya. (Visi dan misi Kota Surabaya).

Selain itu sistem transportasi juga akan sangat berperan dalam sektor perdagangan. Pengembangan sistem transportasi darat seperti halnya terminal dan stasiun kereta api dan juga pengembangan sistem tarnsportasi laut seperi halnya pelabuhan akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu. Selain menjadi kawasan umum dan transportasi tapi juga menjadi kawasan perdagangan dan jasa.

Kondisi Perdagangan Kota Surabaya


Kondisi ekonomi Kota Surabaya dalam beberapa tahun terakhir cukup menggembirakan dimana pertumbuhan ekonomi pada tahun 2003-2006 rata-rata diatas 5%, pertumbuhan ekonomi ini lebih didorong oleh pertumbuhan sektor tersier khususnya sektor perdagangan, hotel dan restoran yang pertumbuhan rata-rata lebih dari 7 % per tahun selama priode 2003-2006. dalam perkembangannya, perekonomian Surabaya cukup beruntung meskipun pada tahun 2005 terjadi krisis energi yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sehingga terjadi inflasi yang relatif besar namun semuanya tidak banyak berpengaruh pada ekonomi kota Surabaya. Hal ini tercermin dari kontraksi pertumbuhan ekonomi sedikit relatif menurun dari 5.78% pada tahun 2004 menjadi 5.67% pada tahun 2005. (BPS Surabaya, 2006).


Surabaya selain sebagai sebuah pemerintahan kota juga sebagai ibukota propinsi, sehingga dengan posisi seperti ini, Surabaya sangat diuntungkan dengan adanya infrastruktur penunjang ekonomi seperti terminal Purabaya, Pelabuhan, Tanjung Perak, Bandara Internasional Juanda dan Stasiun Kereta Api Gubeng, yang mempunyai peran cukup strategis dan diperhitungkan dalam menentukan arah kebijakan pembangunan ekonomi Propinsi Jawa Timur. Kekuatan ekonomi dan segala aktifitas ekonomi yang ada, merupakan salah satu penggerak utama ekonomi Jawa Timur. Hal ini tercermin dari output Surabaya yang memberikan kontribusi paling besar dibanding Kabupaten kota yang lain di Jawa Timur.

Letak kota Surabaya yang cukup strategis untuk perdagangan, ekspor dan impor dan sosial masyarakat relatif kondusif, menghasilkan iklim perekonomian yang cukup stabil dan bergairah, seolah-olah dampak krisis energi tahun 2005 tidak banyak memberi pengaruh pada aktifitas ekonominya, bahkan tidak sedikit ruko-ruko dan mall-mall baru seperti perluasan pasar turi, pasar atum BG Junction dan Tomorrow City untuk menjawab ramainya perdagangan di kota pahlawan ini. Budaya belanja (shooping) atau budaya konsumtif yang dimiliki masyarakat kota Surabaya dan budaya hidup praktis sangat menyuburkan sektor perdagangan. Ini juga menunjukkan daya beli masyarakat relatif stabil meskipun inflasi yang terjadi pada tahun 2005 juga meningkat. (PDRB Surabaya 2005).

ANALISA SPASIAL
1. Penduduk

Kota Surabaya merupakan kota Metropolitan dengan kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Simokerto yaitu sebesar 390 jiwa/ha, Kecamatan Sawahan yaitu sebesar 309 jiwa/ha, Kecamatan Bubutan yaitu sebesar 289 jiwa/ha dan Kecamatan Tegalsari yaitu sebesar 268 jiwa/ha.

Gambar 1. Peta Kepadatan Penduduk Kota Surabaya





Sedang dari persebarannya dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak berada pada Kecamatan Sawahan, Tambaksari, Semampir, Wonokromo dan Gubeng.

2. Usaha Sektor Perdagangan
Di Surabaya untuk sektor perdagangan terdiri dari perdagangan besar dan eceran sejumlah 78.890 unit, dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Semampir sejumlah 5.763 unit usaha, Kecamatan Sawahan sejumlah 5.639 unit usaha, Kecamatan Kenjeran sejumlah 5.257 unit usaha dan Kecamatan Bubutan sejumlah 5.253 unit usaha.

a. Mall
Jumlah Mall yang ada di Kota Surabaya adalah sebanyak 25 Mall yang tersebar di 13 Kecamatan, dengan jumlah terbanyak di pusat kota.

Gambar 2. Peta Persebaran Mall


Sedang dari sisi jangkauan pelayanan, dimana jangkauannya tidak hanya terbatas pada satu lingkungan atau permukiman tertentu, tetapi semua masyarakat yang tinggal diseluruh kawasan perkotaan. Sehingga jangkauan pelayanan Mall dikatakan sudah memenuhi. Disini digunakan jangkauan pelayanan sepanjang 10.000 m, dengan asumsi pengunjungnya selain dari kelas ekonomi menengah ke atas, juga berasal adri luar kota Surabaya, karena merupakan kota Wisata.

Gambar 3. Peta Jangkauan Pelayanan Mall


b. Pasar Tradisional
Salah satu kebutuhan masyarakat adalah kebutuhan akan bahan pokok. Penyedia bahan pokok sangatlah beragam kelasnya, mulai dari pertokoan, distributoir sampai dengan pasar tradisional. Penyedia kebutuhan pokok dimaksud paling banyak adalah pasar yang dikelola oleh PD. Pasar. Sampai saat ini jumlah pasar yang dikelola adalah sebanyak 81 unit dengan berbagai kelas.

Gambar 4. Peta Kondisi Pasar Tradisional


Untuk jangkauan pelayanan pasar tradisional adalah penduduk yang tinggal tidak lebih dari 5 km dari lokasi pasar tersebut. Masyarakat yang terjangkau oleh pelayanan pasar tradisional adalah masyarakat pada wilayah Surabaya pusat. Namun dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa data pasar tradisional yang disampaikan disini adalah data pasar yang dikelola oleh PD Pasar.

Gambar 5. Peta Jangkauan Pelayanan Pasar Tradisional


c. PKL ( Pedagang Kaki Lima )
Untuk kondisi persebaran titik-titik lokasi PKL dapat dilihat pada peta berikut, nampak bahwa jumlah PKL terbanya terdapat pada Kecamatan Gubeng, Krembangan, Tambaksari, Rungkut dan Genteng.

Gambar 6. Peta Persebaran jumlah Titik PKL 2005



Dari data jumlah PKL dari tahun 2004 ke 2005 mengalami peningkatan 1,21% dengan jumlah peningkatan terbanyak pada Kecamatan Wonokromo, Genteng dan Tegalsari.

Rencana Pengembangan Perdagangan

Berdasar kepadatan penduduk, maka perlu dibuat mall-mall baru untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Penentuan mall baru adalah berdasarkan kepadatan penduduk minimal 120 jiwa/ha dan di kecamatan tersebut belum ada mall (0). Dari hasil intersect didapat 4 wilayah baru yang dapat digunakan sebagai pendirian mall, yaitu Kecamatan Krembangan, Sawahan, Simokerto dan Gubeng. Tetapi tetap harus mempertimbangkan kesesuaian lahan, tersedianya lahan dan infrastruktur pendukung, antara lain jalan, listrik, telekomunikasi, dll.

Gambar 7. Peta penentuan kawasan Mall baru



Untuk rencana pengembangan pasar, kita tidak dapat asal menentukan, karena data untuk pasar yang tidak dikelola oleh PD Pasar tidak tersedia.

Sedang secara keseluruhan kondisi perdagangan yang tersebar di kota Surabaya (Mall, Pasar Tradisional dan PKL) dapat dilihat pada peta berikut :

Gambar 8. Peta Perdagangan secara keseluruhan


Dari data yang diolah dan disajikan peta-peta tersebut menunjukkan bahwa kepadatan penduduk dan pertumbuhan ekonomi mulai dari perdagangan besar, menengah dan kecil terdapat hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi.

Kesimpulan
Sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Kota Surabaya, mempunyai konsekuensi yang tinggi untuk tetap menjaga kestabilan kehidupan terutama dari segi sosial dan ekonomi. Dari sembilan sektor dalam PDRB dapat dilihat bahwa sektor perdagangan merupakan sektor unggulan.
Dari 31 Kecamatan yang ada di Kota Surabaya terlihat penyebaran Mall, Pasar Tradisional dan persebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) tidak merata, sehingga dapat diidentifikasi bahwa terjadi beberapa pertumbuhan yang tidak merata, yang dapat mengakibatkan terjadinya urbanisasi dan tidak meratanya pendapatan perkapita yang tidak merata juga.

Berdasarkan kesimpulan diatas, rekomendasi penulis adalah :
1. Untuk pengembangan Mall direkomendasikan 4 wilayah Kecamatan dapat didirikan Mall baru, agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
2. Dilakukan pembinaan dan bantuan modal terhadap PKL agar lebih profesional dalam menjalakan usahanya.
3. Untuk masalah pasar tradisional dapat dikembangkan pada wilayah yang luas lahannya masih cukup, sehingga tidak selalu terpusat pada kawasan tengah kota.

14 komentar:

gatothp2000 mengatakan...

bravo, bu endah...kembankan terus potensi pemikiran anda..dorong dan llihat potensi ekonomi yg bisa menyebabkan daerah tersebut berkembang....

endahgf mengatakan...

makasih atas komentar Pak Gatot, saya masih harus banyak belajar ...

Syarif Winata mengatakan...

Sangat inovatif bu...

Try to flattening the Eartg mengatakan...

hi, saya dapat blog ini dari pak gatot.

wah hebat tuh, bisa buat peta prediksi Surabaya :)

ditunggu blog mengenai s/w buat petanya, dan gimana model datanya, ERD sampai gimana grafis bisa keluar.

salam

Frans Thamura
frans at meruvian dot org

marmotji mengatakan...

Salam kenal. Ndak banyak komentar. Respect !!!

marmotji mengatakan...

Salam kenal. Ndak banyak komentar. Respect !!!

endahgf mengatakan...

terimakasih buat pak Martotji, semoga saya bisa belajar hal lain dari bapak ...

vannoel mengatakan...

Terima kasih atas informasi mb. enDah yang smart&...cantiq. Smoga tulisannya hasil dari kreasi dan inovasi bukan plagiasi. 1tms, thx.

endahgf mengatakan...

Insya Allah ini hasil dari belajar bersama dalam tugas kelompok bersama dengan teman-teman di kampus (ITS), juga sudah diuji oleh dosen2 kami pada akhir semester 3 oleh pak Putu Rudy dan asisten dosen pak Sakti, untuk itu kami megucapkan terimakasih kepada beliau berdua atas bimbingannya kepada kami semua...salam buat pak vannoel...:)

Zonder mengatakan...

salam kenal bu endah..nama saya angga (mahasiswa semester akhir di ITS),kebetulan saya sedang browsing hingga menemukan blog ini..
saya rasa isi blog ini sangat menarik, terutama tentang lokasi2 titik persebaran potensi ekonomi di surabaya nya. kebetulan sekali saya skrg sedang dlm tahap mengerjakan TA (tugas akhir) dengan judul "Desain Sistem sarana penjualan dan penataan PKL di surabaya". saya membutuhkan peta lokasi PKL di surabaya, dan setelah saya cari di internet selama berminggu2, hanya blog bu endah yg memiliki data yg saya perlukan. tapi sayang resolusi gambar nya sangat kecil sehingga sulit untuk saya pelajari. untuk itu saya mohon agar data dan resolusi gambar yang cukup besar dapat dikirimkan ke email saya Zonderch@yahoo.com

mohon bimbingannya bu..
trims..
hormat saya..Angga (ITS-Desain Produk Industri)

cweety_cuby mengatakan...

Selamat sore Bu...
Maaf mengganggu, saya Lyta Permatasari Mahasiswa UNAIR smestr trhkr yang sedang skipsi. Kebetulan saya membaca blog Ibu, yang berkaitan dengan Skripsi yang sedang saya buat, temanya mall dan pasar tradisional. Kalau boleh saya ingin mendownload gambar2 peta ibu yang berkaitan dengan dengan skripsi saya.
Tapi kendalanya bu, resolusi gambar peta di blog sangat rendah. kalau berkenan saya minta bantuan ibu untuk mengirimkan gambar-gambar peta persebaran mall dan pasar tradisional di surabaya bu...
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak... blog Ibu sangat membantu saya Bu...
Jika Ibu berkenan bisa mengirim ke email saya: cweety_cuby@yahoo.com

endahgf mengatakan...

ass. wr. wb.
Buat angga dan lyta,
senang sekali saya bisa membantu anda, tapi untuk lebih jelasnya kita bisa diskusi langsung atau sharing saja...karena selain gambar-gambar tersebut kapasitasnya besar, kita mesti harus melihat permasalahan yang ada dalam masing2 skripsi yang sedang anda tulis...

untuk itu saya tunggu kehadiran anda di smkn 1 sby atau sms dulu ke nomor yang sudah saya berikan via email kemarin.

wassalam

sutofik mengatakan...

mohon maaf sebelumnya saya nanang sutofik mahasisiwa semester akhir di universitas sebelas maret solo, membaca blog anda kebetulan sama dengan skripsi saya yang judulnya "pemetaan pasar tradisional kota surakarta", salah satu pokok permasalahan penelitian saya yaitu tentang jangkauan layanan pasar tradisional, dalam blog ini ditulis jangkauan layanan pasar sebesar 5 km, adakah buku acuanya ? asumsi yang digunakan berupa apa ? dalam pemetaan saya rencananya memakai SIG dengan buffering. terima kasih sebelumnya.

Unknown mengatakan...

Selamat sore Bu,
Saya Vivien, mahasiswa S2 arsitektur di Taiwan saat ini dan saya sedang tahap awal proses thesis. Saya membutuhkan data2 dari gambar - gambar yang Ibu masukkan di web ini untuk perkembangan thesis saya. Saya mohon, bisakah Ibu mengirimkan gambar - gambar tersebut ke email saya karena kualitas gambar tersebut cukup kecil dan kurang begitu jelas. Email saya: vivien@suwarno.net Terima kasih.