Minggu, 16 September 2007

Memadukan VOD (Video On Demand) dengan TVe

Pengintegrasian TIK dalam Beberapa Improvisasi KBM (3)

Kami mengucapkan terima kasih kepada pak Junedi Armada sebagai Pemimpin Proyek Pengembangan Sistem dan Standard Pengelolaan SMK yang beberapa tahun yang lalu VOD ini telah diuji cobakan di beberapa SMK di Indonesia.dan juga terima kasih kepada pak Suhadi sebagai Direktur TVe …..:)…

Walaupun hasilnya belum optimal, pengembangan teknologi ini cukup menarik dan bagus. Dan ini juga merupakan salah satu program inovasi yang sangat dibutuhkan saat ini. Untuk itu ijinkan kami menulis apa yang kami lakukan di SMK Negeri 1 Surabaya sesuai dengan kondisi kami. Dan kami berharap ada sekolah lain yang mau menularkan ilmunya, khusus dengan pengembangan VOD. Baik VOD maupun TVe sangat membantu siswa terutama sebagai sarana prasarana belajar pada program keahlian BTV atau yang sekarang disebut TP3, yang pada umumnya sulit mencari tempat Prakerin di DU/DI.

Beberapa tujuan pemberian block grant VOD karena :
1. Dunia pendidikan sebagai penyaji sumber daya manusia harus mampu mengembangkan dan memelihara sistem pembelajaran dengan TIK, khususnya video yang berbasis internet atau intranet video.
2. Sistem Video/Modul on Demand adalah salah satu perwujudan pemanfaatan TIK untuk dapat menghemat investasi pendidikan dan mendukung peningkatan kualitas Pendidikan.
3. Sistem Video/Modul on Demand pembelajaran lebih efisien dan optimal, tanpa tergantung pada LCD proyektor yang harganya sangat mahal, dan dapat berlangsung tanpa terikat pada ruang kelas yang formal.
4. Sistem Video/Modul on Demand bisa diimplementasikan secara global di semua sekolah, dan dapat terintergrasi dengan ICT Centre dan WAN Kota.

Perpaduan antara VOD dengan TVe (TV Edukasi) dalam Local Area Network dapat dikembangkan dengan metode pembelajaran paralel, artinya dari sebuah studio mini, dapat di broadcast ke kelas-kelas yang telah dipasang TV 29” dan tinggal menambahkan antena in door.

Seperti yang baru-baru ini di koordinasi oleh pak Ruddy selaku Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Kota Surabaya dalam melaksanakan program Life Skill bidang IT di SMK Negeri 1 Surabaya untuk kelas 3 SMA/SMK/MA, dimana bapak Sahudi (Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya) membuka acara secara simbolis dari studio mini, kemudian diikuti oleh 7 kelas VOD.

Dari pengalaman ini, bisa memberikan inspirasi kepada kita bahwa dengan keterbatasan tempat praktek atau yang lain, kita dapat mengoptimalkan pemanfaatan sarpras yang ada sambil berimprovisasi, sehingga proses KBM berjalan sesuai dengan kompetensi yang ada, bahkan studio mini sekolah dan peralatan multimedia dapat berfungsi untuk pengembangan kearah Production House (PH) dan tentunya dapat juga menambah income dari Unit Produksi Sekolah. Saya berharap ada share dari anggota milis Dikmenjur dan Jardiknas yang kita cintai ini ....:)

1 komentar:

gatothp2000 mengatakan...

klo surabaya sdh dalam 1 jaringan yg terintegrasi, dan servernya di dinas kota..akan lebih mudah di akses oleh sekolah2 lainnya..tolong pikirkan dgn program yg sedang kita jkembangkan dgn icon +, dimana setiap sekolah dapat jaringan dgn kapasitas 2 meg...ini akan mendorong semua sekolah dgn mudah berkomunikasi..
coba pikirkan dan rancang dgn anas..serta anak2 tkj dan d3 tkj...
klo perlu bikin seminar 1 hari bgmn menyiapkan sby sbg sebuah kota yg terintegrasi sekolahnya..bgt juga guru2 nya yg siap bisa tersambung dgn smcc...
kita dukung dari jauh..