Sabtu, 03 November 2007

Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui ICT di Kota Surabaya

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara kegiatan bisnis, industri, perdagangan, dan pemerintahan. Perkembangan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan informasi telah menjadi paradigma global yang dominan. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa.

Salah satu sektor yang menggunakan sistem dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan multimedia adalah sektor pendidikan yaitu dengan Pembelajaran Jarak Jauh (distance learning) dan atau e-learning baik secara on-line maupun off-line. Program PJJ ini adalah untuk mewujudkan e-learning yang mampu memberi fasilitas kebutuhan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lebih berkualitas tanpa batasan dimensi ruang dan waktu.

Saat ini kita sedang memasuki masa perubahan paradigma dari metode dan sistem manajemen serta mindset dari konvensional menuju sistem modern, yang semuanya berbasis IT. Adapun geseran paradigma ini nantinya akan dapat meningkatkan mutu pendidikan, dengan gambaran sebagai berikut :
- Pola interaksi yang tidak lagi mengenal jarak, ruang dan waktu
- Perubahan dari pendidikan terpusat menjadi tersebar
- Fleksibilitas dalam jarak, ruang dan waktu
- Bahan ajar yang disajikan dalam multimedia dengan suara dan gambar yang dinamis, tidak membosankan, serta padat informasi
- "Self-pace learning" artinya kecepatan belajar ditentukan oleh diri sendiri bukan oleh kemampuan yang diseragamkan dalam kelas
- "Self-motivated learning" artinya memacu kemampuan belajar mandiri
- Perubahan dari "Teacher Centric" (guru sebagai pusat pembelajaran) menjadi "Learner Centric" (murid sebagai pusat pembelajaran)
- Perubahan dari "Entry Barrier" (seleksi ketat) menjadi "Output Quality Standard" (lulusan berkualitas stardard) artinya bukan masuknya yang dipersulit tapi lulusannya yang harus memenuhi standard kualitas, sedang lamanya belajar tergantung motivasi, kecerdasan, dan usaha masing-masing peserta didik
- Interaksi antara pengajar dan peserta didik dilakukan tidak hanya dengan tatap muka, tetapi juga melalui fasilitas interaksi elektronik sehingga meningkatkan kemampuan baca tulis.

Dalam matriks program lima tahunan, yaitu 2006-2010 Rencana dan Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Dinas Pendidikan Kota Surabaya merencanakan beberapa kebijakan : (a) Meningkatkan kualitas pendidik maupun tenaga kependidikan secara profesional dan Good Governance; (b) Membangun sarana prasarana pendidikan sesuai standar dan (c) Mengembangkan ICT dalam proses pembelajaran.

Visi Dinas Pendidikan Kota Surabaya adalah terciptanya pendidikan berkualitas yang terjangkau serta berwawasan nusantara dan global. Sedang misi : (1) Mengoptimalkan layanan pendidikan kepada masyarakat sehingga ada kepuasan dan loyalitas; (2) Mengupayakan mutu dalam proses layanan pendidikan di samping pemerataan; (3) Transparansi dalam layanan sebagai bentuk tanggung jawab dalam penanganan pendidikan; (4) Mengikutsertakan masyarakat dalam proses layanan pendidikan sehingga tumbuh “education not is own government but also society”; (5) Mengembangkan potensi yang dimiliki baik yang ada di sekolah maupun masyarakat; (6) Membangun pendidikan yang terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan berwawasan global; (7) Membangun generasi muda yang siap menghadapi tuntutan dan tantangan jaman.

Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut, ditentukan arah kebijakan yang diuraikan ke dalam indikasi kegiatan dengan kerangka mata anggaran sebagai berikut : (a) Mengembangkan program sekolah pilot project, program kemitraan dengan sekolah berkualitas dalam negeri maupun luar negeri, dan program kelas atau sekolah berwawasan nasional maupun internasional; (b) Menambah sarana pendukung pembelajaran meliputi Lab. IPA, Lab. Bahasa, Lab. Komputer dan sarana lain yang mendukung sekolah Internasional; (c) Memperluas jaringan WAN (Wide Area Network) Kota Surabaya sebagai Cyber City. (d) Meningkatkan kemampuan guru dan tenaga kependidikan menguasasi sasaran global seperti ICT dan bahasa global.(Renstra SKPD Dinas Pendidikan Kota Surabaya 2006-2010)

Sejalan dengan tujuan, strategi dan kebijakan tersebut di atas, rencana kegiatan Dinas Pendidikan Kota Surabaya Tahun 2008 yang terkait dengan pengembangan ICT adalah sebagai berikut : (1) Kegiatan penyelenggaraan pelatihan, seminar, lokakarya serta diskusi ilmiah tentang berbagai isu, dengan sub kegiatan antara lain workshop pengembangan manajemen berbasis ICT; (2) Kegiatan pengembangan materi pembelajaran dengan menggunakan ICT, dengan sub kegiatan antara lain untuk penyusunan materi e-learning SD/SMP/SMA/SMK; (3) Kegiatan pengembangan SD, SMP dan SMA kawasan, melalui pengadaan prasarana dan sarana laboratorium komputer dan pengadaan peralatan multimedia; (4) Peningkatan dan pengembangan lembaga pendidikan nasional, melalui pembangunan WAN (Wide Area Network) Kota Surabaya.

Sasaran utama dalam pembangunan prasarana dan sarana ICT Kota Surabaya adalah sekolah kawasan sebagai sekolah percontohan yang diprioritaskan, dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui beberapa komponen, yang meliputi : (1) Siswa SD, SMP, SMA dan SMK (2) Guru – guru SD, SMP, SMA dan SMK (3) Kepala Sekolah – Kepala Sekolah SD, SMP, SMA dan SMK (4) Dinas Pendidikan Kota Surabaya beserta Cabang – Cabang Dinasnya (5) Dewan Pendidikan Kota Surabaya beserta Dewan – Dewan Sekolah Sekolah / Komite – Komite Sekolah di Kota Surabaya (6) Orang tua siswa SD, SMP, SMA dan SMK dari dalam kota maupun luar kota.

Sehubungan dengan program ICT Depdiknas telah dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah RI, maka program ICT Kota Surabaya terintegrasi dengan visi-misi dan tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui ICT. Oleh karena itu dalam implementasi Renstra SKPD 2006-2010 maupun Renja 2008 Dinas Pendidikan Kota Surabaya merupakan sharing dana dan sinergi dalam kegiatannya agar tercapai tujuan pemerintah pusat dan daerah.

Namun dari semua rencana tersebut, sampai dengan saat ini masih jauh dari target, mengingat jumlah sekolah di Surabaya mencapai 1.658 sedang tahun 2007 baru 95 client dari ICT Center dan 103 client dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang mendapat dana block grant schoolnet, sehingga jumlah 198 sekolah, itu berarti baru mencapai 11,94%. Sedang yang 88,06% belum dapat diprediksi pencapaiannya sampai dengan tahun 2010 sesuai dengan renstra SKPD 2006-2010.

Selain itu kondisi sumberdaya manusia (SDM) masih kurang memenuhi syarat kompetensi untuk melaksanakan program dan kebijakan yang berkaitan dengan ICT, terutama kondisi guru dan tenaga kependidikan. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan dasar 4 komponen sekolah (Kepala Sekolah, Guru, TU dan Pustakawan) yang dipanggil oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya untuk mengikuti pelatihan JARDIKNAS 2007, masih banyak yang belum dapat mencapai nilai standart dalam ujian KKPI online yang diadakan pada setiap akhir pelatihan. (ICT Center Surabaya, 2007)

1.2 Perumusan Masalah

Keterbatasan sarana dan prasarana laboratorium komputer dan SDM yang kurang kompeten dengan kondisi banyaknya jumlah sekolah dan jumlah siswa yang harus mendapatkan pelayanan pendidikan di Kota Surabaya, maka program peningkatan mutu pendidikan melalui ICT masih mengalami banyak hambatan, sehingga berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan, baik oleh pemerintah daerah maupun pusat.

1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan disusunnya penulisan ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan program peningkatan kualitas pendidikan dengan menggunakan ICT.
2. Untuk mengimplementasikan sistem perencanaan pembangunan dalam melaksanakan kebijakan Renstra Depdiknas Tahun 2005-2009 dan Renstra SKPD Dinas Pendidikan Kota Surabaya Tahun 2006-2010 serta kaitannya dengan sistem pendidikan yang sedang dibangun.
Manfaat dari penulisan ini adalah dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan peningkatan mutu pendidikan melalui ICT di Kota Surabaya.

II. SEKILAS TENTANG WILAYAH STUDI

2.1 Kondisi ICT Dinas Pendidikan Kota Surabaya
Berdasarkan RPJM Kota Surabaya 2006-2010 pada Program Peningkatan Akses, Pemerataan dan Kualitas Pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas SDM, sasarannya adalah meningkatnya aksesibilitas pendidikan bagi warga kota dan meningkatnya mutu pendidikan dasar, menengah, dan luar sekolah. Salah satu faktor yang terpenting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memanfaatkan ICT sebagai tools untuk mencapai sasaran. Pemanfaatan ICT dapat berhasil jika ditunjang oleh kondisi prasarana dan sarana gedung sekolah yang memadai / layak, ketersediaan laboratorium komputer, muatan pembelajaran ICT dan ketersediaan guru pengajar mata pelajaran komputer serta teknisi komputer.

2.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya, selanjutnya dari data tersebut dilakukan pengolahan untuk kemudian dianalisa. Data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Data kualifikasi guru mengajar pada jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA tahun 2006
2. Kelayakan Guru Mengajar di Kota Surabaya Tahun 2006
3. Perbandingan Jumlah Unit Sekolah dan Laboratorium Komputer Sekolah di Kota Surabaya tahun 2006
4. Jumlah Siswa per jenjang pendidikan di 31 kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2006
5. Jumlah Sekolah, Guru dan Lab. Komputer per jenjang pendidikan di 31 kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2006
Adapun data dan hasil pengolahannya dapat dilihat pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 5 berikut :

Tabel 1. Kualifikasi Guru di Kota Surabaya Tahun 2006


Tabel 2. Kelayakan Guru Mengajar di Kota Surabaya Tahun 2006

Tabel 3. Perbandingan Jumlah Unit Sekolah dan Laboratorium Komputer Sekolah di Kota Surabaya Tahun 2006

Tabel 4. Jumlah Siswa per jenjang pendidikan di 31 kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2006

Tabel 5. Jumlah Sekolah, Guru dan Lab. Komputer per jenjang pendidikan di 31 kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2006

Sumber : Diolah dari data pokok pendidikan Kota Surabaya, tahun 2006
dan Renstra SKPD Dinas Pendidikan Kota Surabaya Tahun 2005-2010

Ketersediaan laboratorium komputer di era globalisasi ini adalah sangat penting karena merupakan sarana untuk lebih memperluas pengetahuan dalam bidang ICT. Dalam pengadaan laboratorium komputer ini akan dibangun infrastruktur dan contents ICT berupa modul - modul pembelajaran pada setiap sekolah. Dengan ICT diharapkan guru dapat mengubah cara mengajar/metode belajar mengajar dari konvensional menjadi modern sehingga akan ada standarisasi mata pelajaran dan akan didapat mutu yang sama pada setiap sekolah. Dengan tersedianya laboratorium komputer ini diharapkan tidak akan terjadi kesenjangan mutu pendidikan antar sekolah.

Dari hasil survey awal tim ICT Centre Surabaya dan PT. Telkom Divre V Surabaya ke 95 sekolah yang sudah diusulkan dalam proposal ICT Client 2006 dan 103 sekolah dalam proposal ICT Client SchoolNet 2007 dengan teknologi ADSL, diperoleh data sekolah yang sudah mempunyai line telepon dan atau laboratorium komputer dan sudah siap untuk implementasi jaringan ICT ke Jardiknas 90% sedang lainnya masih dalam proses.

Pada sekolah-sekolah yang telah di survey tersebut, saat ini sedang melaksanakan salah satu kegiatan sebagai bagian dari implementasi jaringan yaitu diklat jardiknas 2007 terhadap guru dan tenaga kependidikan (Kepala Sekolah, Guru, Tata Usaha dan Pustakawan), yaitu :
- Pelatihan terhadap Kepala Sekolah yang dilaksanakan di Politeknik ITS
- Pelatihan terhadap guru dan tata usaha yang dilaksanakan di ICT Centre (SMK Negeri 1 Surabaya)
- Pelatihan terhadap pustakawan yang dilaksanakan di ICT (SMK Negeri 2 Surabaya)
Dengan pelatihan tersebut diharapkan mereka dapat mengimplementasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar dan tugas administrasi lainnya.

2.3 Analisa Data

Dari Tabel 1 yang menggambarkan kualifikasi guru ditinjau dari ijazah tertinggi, dapat dikatakan bahwa pada jenjang pendidikan SD/MI, guru dengan kualifikasi Sarjana (S1) persentasenya baru sebesar 57,41%, untuk Pasca Sarjana/Doktor (S2/S3) hanya sebesar 0,44%, sedang yang berpendidikan di bawah S1 sebanyak 42,15%. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs, guru dengan kualifikasi Sarjana (S1) persentasenya sebesar 73,08%, untuk Pasca Sarjana/Doktor (S2/S3) hanya sebesar 1,09%, sedang yang berpendidikan di bawah S1 sebanyak 25,84%. Pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA, guru dengan kualifikasi Sarjana (S1) persentasenya sebesar 81,24%, untuk Pasca Sarjana/Doktor (S2/S3) hanya sebesar 1,29%, sedang yang berpendidikan di bawah S1 sebanyak 17,48%. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa dari semua jenjang pendidikan, masih ada 9.382 guru (30,08%) yang belum berpendidikan Sarjana (S1).

Terkait dengan kelayakan guru, dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa persentase guru yang tidak layak mengajar pada jenjang pendidikan SD/MI adalah sebesar 17,2%, jenjang pendidikan SMP/MTs sebesar 9,36% dan pada jenjang SMA/SMK/MA sebesar 11,76%. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kelayakan guru mengajar di Kota Surabaya baru mencapai 86,71% (27.040 guru dari 31.186 guru) atau 4.146 guru (13,29%) tidak layak mengajar.

Dari aspek fisik, kondisi prasarana dan sarana pendidikan, khususnya untuk laboratorium komputer belum sepenuhnya memadai, hal ini antara lain dapat dilihat dari ketersediaan laboratorium yang ada di sekolah-sekolah. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa ketersediaan laboratorium komputer untuk jenjang pendidikan SD/MI masih sedikit dibanding dengan jumlah sekolah yang ada, untuk jenjang pendidikan SMP/MTs ketersediaannya sebesar 54,08% dan untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA ketersediaannya sebesar 76,68%. Namun jika dihitung secara keseluruhan, maka ketersediaan laboratorium untuk semua sekolah di Surabaya baru sebesar 22,91% atau sebanyak 373 dari 1.658 laboratorium komputer, yang diasumsikan satu sekolah satu laboratorium komputer.

Dari Tabel 3, 4 dan 5 dapat dilihat bahwa laboratorium komputer untuk jenjang pendidikan SD/MI masih 21 sekolah, untuk jenjang pendidikan SMP/MTs baru 179 sekolah yang mempunyai laboratorium komputer dari sejumlah 332 unit sekolah dan untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA baru 194 sekolah yang mempunyai laboratorium komputer dari sejumlah 255 unit sekolah. Jadi keseluruhan, jumlah laboratorium komputer untuk semua sekolah di Surabaya baru tersedia sebanyak 395 dari 1.658 laboratorium komputer.

Jika diasumsikan 1 laboratorium berisi 20 PC, maka jumlah komputer 7.900 unit yang tersebar di 213 sekolah, karena ada beberapa sekolah yang memiliki > dari 2 buah
laboratorium komputer. Asumsi kedua adalah tentang ratio antara jumlah siswa dengan jumlah komputer 1:20. Dari data jumlah komputer dibandingkan dengan jumlah siswa kondisi Surabaya adalah 1:61 Dan secara unum dapat ditarik kesimpulan, presentase masih mencapai 1,64% dari standart 5% tersebut. Khusus untuk sekolah bertaraf internasional perbandingan peralatan 1:1 atau 1:2.

Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya belum semua sekolah memiliki laboratorium komputer sebagai penunjang sarana belajar mengajar utama untuk mencapai standart pembelajaran berbasis IT. Apalagi untuk jenjang pendidikan SD yang masih sedikit yang mempunyai laboratorium komputer.

Dengan kondisi tersebut diatas, teridentifikasi bahwa kendala utama yang akan dihadapi dalam pembangunan ICT ini, yaitu besarnya biaya yang akan dibutuhkan dalam penyediaan, pengembangan, pengisian contens dan menjaga keberlanjutannya.

2.4 Rencana

Berdasar hasil analisa tersebut, maka rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi kompetensi untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik/guru, kepada 4.146 guru yang belam mempunyai sertifikat kompetensi melalui ujian/ sertifikasi online.
2. Melakukan pembenahan terhadap laboratorium komputer yang sudah ada dan pengadaan laboratorium komputer bagi sekolah yang belum mempunyai. Direncanakan dibangun infrastruktur ICT (jaringan) dan contents ICT (modul-modul pembelajaran berbasis web dan atau multimedia, modul interaktif yang user friendly, sistem ujian online, perpustakaan digital) serta penggunaan ICT untuk teleconference dari dinas pendidikan ke sekolah-sekolah secara bertahap, yang diprioritas pada SMA/SMK dan SMP. Untuk setiap SD direncanakan minimal memiliki 5 – 10 unit komputer.
3. Mengadakan diklat mata pelajaran komputer untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik/guru dan meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai ICT.
4. Sosialisasi kepada sekolah-sekolah mengenai penerapan pembelajaran ICT untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
5. Menambah tenaga teknisi komputer dan jaringan melalui program Beasiswa Unggulan (D3) yang dibimbing oleh Poltek ITS, Polinema dan UNESA.

2.5 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan data dan kesesuaian dengan kondisi lapangan adalah :
1. Besarnya biaya investasi yang dibutuhkan dalam penyediaan infrastruktur ICT serta kebutuhan biaya maintenance and repair terhadap prasarana dan sarana ICT maupun jaringannya.
2. Sebagian besar sekolah belum mampu menyediakan prasarana dan sarana belajar, terutama berupa laboratorium komputer yang sesuai standar dalam kaitannya dengan metode pembelajaran yang berbasis IT.
3. Banyaknya ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diajarkan untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA/SMK, khususnya guru mata pelajaran komputer.
4. Karena jumlah guru yang Proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif
5. Salah satu strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengefektifkan proses pembelajaran. Selama ini proses pembelajaran masih secara konvensional, sehingga pembelajaran terlalu berorientasi pada guru (teacher oriented) yang cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan menjadi kurang optimal. Masih terbatasnya pengisian materi pembelajaran ke server ICT (per mata pelajaran dan per jenjang pendidikan) Masih banyak guru dan tenaga kependidikan mempunyai kompetensi di bidang komputer.

2.6 Temuan

Berdasarkan hasil pengumpulan data didapat beberapa temuan yang akan mempengaruhi keberhasilan perencanaan dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan melalui ICT , yaitu :
1. Sarana dan prasarana belajar, terutama yang berupa laboratorium komputer belum tersedia sesuai standar, bahkan perbandingan antara jumlah sekolah dengan jumlah laboratorium masih sangat signifikan (1.658 sekolah dengan 395 laboratorium komputer )
2. Metode pembelajaran yang berbasis IT masih jauh dari harapan, sehingga proses pembelajaran tidak efisien dan efektif, karena masih menggunakan sistem konvensional, dengan tidak tersedianya prasarana dan sarana yang memadai.
3. Akibatnya daya kreasi, imajinasi dan inovasi siswa tidak dapat berkembang secara optimal, karena siswa hanya diajari mendengar, menulis dan menghafal.
4. Masih banyak guru yang belum memenuhi standar nasional pendidikan (belum berpendidikan Sarjana (S1) dan tidak layak mengajar, sehingga sangat mempengaruhi mutu tamatan.

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa laboratorium komputer untuk jenjang pendidikan SD/MI masih 21 sekolah, untuk jenjang pendidikan SMP/MTs baru 179 sekolah yang mempunyai laboratorium komputer dari sejumlah 332 unit sekolah dan untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA baru 194 sekolah yang mempunyai laboratorium komputer dari sejumlah 253 unit sekolah. Jadi keseluruhan, jumlah laboratorium komputer untuk semua sekolah di Surabaya baru tersedia sebanyak 394 dari 1.658 laboratorium komputer, yang seharusnya.

2.7 Analisa Spasial


Dengan melihat peta persebaran melalui analisa spasial (GIS), untuk mengidentifikasi titik-titik baru yang dapat dikembangkan sebagai pusat pelayanan pendidikan dan pelatihan masing-masing wilayah dengan daya jangkau pelayanannya.

Untuk itu dapat menggunakan sistem rayonisasi, yang terbagi dalam 5 wilayah yaitu : Surabaya Utara yang terdiri dari Kecamatan Krembangan, Semampir, Kenjeran, Pabean Cantian dan Bulak. Surabaya Selatan terdiri dari Kecamatan Wonokromo, Sawahan, Wonocolo, Gayungan, Dukuh Pakis, Karang Pilang, Jambangan dan Wiyung. Surabaya Barat terdiri dari Kecamatan Sukomanunggal, Tandes, Lakarsantri, Pakal, Benowo, Sambikerep dan Asemrowo. Surabaya Timur terdiri dari Kecamatan Tambaksari, Gubeng, Sukolilo, Rungkut, Mulyorejo, Tenggilismejoyo dan Gunung Anyar. Sedang Surabaya Pusat terdiri dari Kecamatan Genteng, Tegalsari, Bubutan dan Simokerto, Adapun peta persebaran sekolah, laboratorium komputer dan siswa dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut :

Gambar 1. Peta Persebaran Laboratorium Komputer

Gambar 2. Peta Perbandingan Jumlah Sekolah, Jumlah Komputer dan Jumlah Siswa

Gambar 3. Jangkauan Pelayanan Pusat Diklat


Dari masing-masing wilayah tersebut dapat dilihat bahwa sekolah yang memiliki jumlah komputer, jumlah Siswa dan Guru terbanyak maka dapat dijadikan sebagai pusat pembelajaran. Dilihat dari 3 peta persebaran dan jangkauan pelayanan tersebut, dapat ditemukan 5 kecamatan, Kecamatan Krembangan untuk wilayah Surabaya Utara, Kecamatan Wonokromo utnuk Surabaya Selatan, Kecamatan Tambaksari untuk Surabaya Timur, Kecamatan Sukomanunggal untuk Surabaya Barat dan Kecamatan Genteng untuk Surabaya Pusat, sebagai 5 titik yang dapat dipergunakan untuk mengatur strategi penentuan lokasi Pusat Diklat per Wilayah.

III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1 Kesimpulan
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kota Surabaya, perlu disusun suatu perencanaan berdasarkan kondisi dan kebutuhan masa depan serta tuntutan masyarakat global. Untuk menyusun rencana yang tepat dan mendapatkan hasil yang optimal, maka perencanaan harus masuk akal dan dapat diwujudkan secara nyata dan sesuai dengan kondisi yang ada.

Dari data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dilakukan analisa yang selanjutnya akan disinergikan dengan beberapa kegiatan yang terkait dengan hasil yang diharapkan, antara lain :
a. Manajemen sekolah berbasis IT
b. Metode pembelajaran berbasis IT
c. Teknologi tepat guna
d. Sistem pendataan sekolah agar dapat memperoleh data yang akurat, lengkap, aktual dan relevan.
e. Kebutuhan SDM yang mampu bersaing dalam dunia global dan lain-lain.

Dari data yang terkumpul, diperoleh gambaran bahwa kualifikasi guru, kelayakan/kompetensi guru serta ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan terutama laboratorium komputer sangat dibutuhkan dalam rangka menjawab peningkatan mutu pendidikan di semua jenjang. Karena guru sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan di sekolah, maka perlu memiliki peran dan keterampilan yang spesifik, di antaranya sebagai fasilitator, motivator , konselor dan dinamisator dengan bekal keterampilan bidang IT .

3.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan terkait dengan penyusunan rencana peningkatan mutu pendidikan ini adalah :
1. Pembenahan dan pembangunan infrastruktur ICT dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya ke Cabang Dinas Pendidikan di wilayah Kecamatan serta sekolah-sekolah yang jumlah muridnya banyak serta telah memiliki laboratorium komputer menjadi prioritas utama untuk segera tersambung dengan JARDIKNAS.
2. Pelaksanaan standarisasi guru sesuai dengan Standard Nasional Pendidikan, kompetensi dan keterampilan guru berbasis ICT segera disosialisasikan dan diimplementasikan.
3. Setiap bidang di Kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan setiap Cabang Dinas Pendidikan di Kecamatan serta sekolah-sekolah yang akan dan atau sudah terhubung dengan Jejaring Pendidikan Nasional harus memiliki tenaga teknisi yang terlatih dan terdidik. Jika belum maka hendaknya mengirim tenaga teknisnya untuk mengikuti program D3 Training Teknisi Jejaring Pendidikan Nasional, untuk merawat dan mengoperasikan program JARDIKNAS.
4. Bagi Cabang Dinas Pendidikan di Kecamatan dan sekolah-sekolah yang belum memiliki laboratorium komputer, dihimbau minimal memiliki 5-10 komputer sebagai langkah awal untuk dapat terkoneksi ke JARDIKNAS.
5. Renja 2008 hendaknya direalisasi dengan mempertimbangkan temuan-temuan lapangan dan kondisi riel di Kota Surabaya.

3 komentar:

gatothp2000 mengatakan...

mungkin saran 5 - 10 komputer utk tahap awal bagus, tapi harus di fikirkan rasio jumlah komputer : murid nya..rasio 1 : 10 mungkin yg jadi sasaran antara...1 komputer utk 10 murid misalnya....klo muridnya 500 ya komputernya 50 an...agar bisa di akslerasi pemanfaatan it...hal lain saran pemanfaatan komputer pada tempat terbvuka pada saat siswa istirahat..sehingga bisa bersama melihat hal2 yg baik dan diskusi antar siswa...bgaman menentukan sekolah tsb kwalifikasi sarana it nya baik thd sekolah yg lain.., ukurannya harus jelas..., sehingga ada perbandingan antara sekolah dan akan kelihatan thd hasil belajar..mungkin korelasi thd un nantinya..? selamat berdialog dan diskusi dgn kwn2..

endahgf mengatakan...

terima kasih atas koreksi dan masukannya, akan saya coba mencari solusinya ...

Unknown mengatakan...

Coba pakai PC Station, yaitu alat pengganti CPU yang murah dan berkualitas, yang sudah terkenal di mana mana, dan sekolah di USA juga pakai, untuk kalangan SD, SMP, ATAUPUN SMA, dengan biasaya yang relatife murah dan instalasi yang mudah, hemat lisrik 5 watt dan [aling hebat lagi, anda butuh 1 cpu aja, sebagai server sedangkan yg lain hanya butuh monitor, keyboard mouse dan tak lupa PC Stationnya, jadi tidak perlu beli CPU banyak banyak, satu server bisa sampai 25 -30 PC Station. Hematkan.
Silahkan masuk ke Website kami www.pcstation.co.id /www.anriz.com
Hubungi saya langsung ke 085732230354 Up : Okky Octaviani.
bisa kerjasama.
Terima kasih
Go Green IT